Monday, November 26, 2012

Berawal dari Tidak Sepaham Rasa dengan Bunda


Aku tidak suka makanan yang asin, jadi kalau ada makanan yang terlalu asin, akan langsung terasa di lidahku. Bundaku juga tidak terlalu suka asin, tapi kami sering tidak ‘sepakat’ dengan tingkat keasinan suatu masakan. Alhasil, aku dan bunda sering ‘berselisih’ tentang rasa masakan.

Suatu ketika aku bilang kalau makanannya keasinan dan bunda menjawab, “Ini sudah pas kok, nggak terlalu asin.”
Kalau sudah merasakan makanan yang terlalu asin di lidahku, maka aku akan memilih tidak melanjutkan makan. Agak kolokan sih, tapi sering begitu. hehehe

Sampai-sampai bunda melarangku membantu mencicipi masakan kalau masakan tersebut akan digunakan untuk sebuah event (maksudnya bukan untuk dimakan kami sekeluarga). “Biar bapak saja yang mencicipi, kalau kamu yang mencicipi bisa-bisa masakannya kurang asin di lidah orang-orang.”

Tapi suatu saat yang lain, bundaku yang mengeluh kalau makanan yang kami makan keasinan. Tapi ternyata bagi lidahku makanan itu rasanya pas. Dan anehnya, bapak lebih sering ‘bersepakat paham’ tentang rasa dengan bunda. “Kok sering ya, Dik, kita nggak sepaham kalau tentang rasa masakan,” kata Bunda.
Hehehe..

Masalah utamanya sebenarnya adalah kami sering makanan masakan yang dijual di warung. Setiap hari bunda berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang sekitar jam 3 sore, jadi bunda tidak bisa memasakkan untuk kami. Untuk itu bunda sering membeli sayur di warung.

Sering ada yang bertanya, "Kenapa bukan kamu yang masak?”
Maka akan kujawab dengan santai “Aku bisa masak kok, tapi aku tidak menjamin kalau masakan itu tidak beracun” hehehe

 Setiap weekend aku sudah di depan TV pagi-pagi untuk melihat acara masak-memasak di TV. Kalau pas Bunda di rumah pasti digoda, “Coba kamu bisa masak seperti itu, Dik.” Dan aku akan menjawab, “Coba alat masaknya keren begitu, mungkin aku akan jadi hobi masak, Bun.”
Jujur, ini adalah modus supaya dibelikan alat masak bagus. Hehehe

Aku memang tidak bisa masak, tapi aku sering banget mengintip situs tentang alat masak modern, seperti Modena Indonesia dan lain-lain. Kalau sudah buka situs alat masak modern, bisa sampai berjam-jam stalking di situs itu, karena sekalian membuka situs yang related. Benar-benar jadi berkhayal “Coba dapurku sekeren dapur ini.”

Gambar dari Pinterest.com/ModenaAid.
Dapur impianku.
Walau mungil, tapi nyaman dan perabotnya aman.

Gambar dari Facebook Modena
Simpler than the first,
but (still) I love it too.


Kalau lagi buka Modena Indonesia biasanya langsung lanjut ke pinterest-nya dan lihat video di youtube. Wah, kalau sudah begitu, bisa langsung tunjuk-tunjuk sesuka hati. Padahal belum punya dana untuk beli. Hehehe...Mimpi itu bagian dari cita-cita, semoga bisa terwujud. Aamiin.

Kadang juga mengintip ke flickr-nya. Walau kebanyakan isinya dalah foto-foto event, tapi aku juga suka stalking dan berlama-lama melihatnya. Bahkan yang pas lihat event MODENA WHITE SERIES LAUNCHING di FB dan flickr sampai terpikir untuk bertemu dengan chef Lucky dan minta untuk dibuatkan masakan.

Chef Lucky dan Novita Angie sewaktu Modena White Series Launching
Gambar dari Facebook Modena
 
Aku sebenarnya mupeng banget punya fridge Niveo RF 2565. Walaupun itu adalah kulkas side by side 2 pintu, tapi kesannya ramping dan elegan. Apalagi waktu tahu spesifikasinya tentang kapasitas hingga 608 liter, dilengkapi ice dan water dispenser, mini bar, jadi makin kesengsem. Keren! Aku yakin banget kalau fridge ini sudah menerapkan teknologi terkini yang ramah lingkungan, sehingga memberikan solusi cerdas dalam menciptakan smart living.

Benar-benar membuat mupeng.
Gambar dari Facebook Modena
Kalau dulu aku hanya suka stalking di Modena Indonesia, sekarang aku jadi addicted lihat-lihat foto di pinterest atau flickr, juga nonton video di youtube. Bahkan sejak liked FB dan follow twitter, aku jadi sering lupa waktu. Pernah juga berpikir untuk praktik masakan-masakan yang ada di Cooking Clubnya. Tapi masih belum yakin kalau masakanku tidak akan beracun. Hehehe.. (Alibi untuk menutupi ke-belum-mampu-an dalam mengolah bahan makanan)

Satu hal lagi, aku baru tahu kalau Modena sudah ada di Indonesia sejak tahun 1981. Wow, aku belum lahir lho. Berarti Modena tidak diragukan lagi kualitasnya. Dengan pengalaman sekian puluh tahun, tidak ada keraguan tentang kenyaman dan kemudahan fitur-fitur yang dimiliki. Apalagi fitur yang diproduksi oleh Modena adalah fitur yang sangat berguna dalam rumah tangga, yaitu perabot untuk memasak, membersihkan dan mendinginkan (cooking, cleaning, and cooling). Lengkap banget! Semoga suatu hari nanti (kalau sudah menikah dan punya rumah sendiri) aku bisa punya perabot memasak lengkap dari Modena. Aamiin.....


Tulisan ini disertakan dalam Modena Blog Contest  "My Story with Modena" 

MODENA INDONESIA


No comments:

Post a Comment