Friday, November 30, 2012

Narsis dengan Batik



Ketika dulu saya masih bekerja di sebuah instansi swasta, setiap Hari Kamis semua karyawan selalu menunggu pengumuman dari atasan. Bukan pengumuman yang heboh sebenarnya, hanya pengumuman tentang baju apa yang besok harus dipakai.

Hal sepele ya sebenarnya. Hehehe. Tapi teman sekantor saya, termasuk saya juga memang paling menantikan pengumuman itu. Setelah Senin-Kamis menganakan pakaian seragam blazer, apakah Jumat-Sabtu nanti kami diharuskan memakai batik seragam atau batik pribadi.

Lalu apa spesialnya? Bukankah hampir semua instansi mengenakan batik tiap akhir pekan?

Percaya atau tidak, kami senang sekali kalau bisa memakai batik kami masing-masing (bukan batik seragam), karena kami bisa foto-foto narsis di kantor. Hehehe. Walau kebanyakan dari kami berjilbab, tapi tidak menghalangi ke-narsis-an kami dalam berbatik.

Kalau diijinkan mengenakan batik pribadi, maka kami akan mengenakan batik kesayangan kami. Alhasil, kami sering bersama-sama browsing tentang baju batik. Kadang kami mencari model yang unik, kadang mencari OL shop, kadang hanya melihat-lihat saja...hehehe.

Meskipun mengenakan batik seragam, kami masih sempat narsis juga kok. Hehehe



Seragam Batik 1:
Batik Madura dengan warna dasar krem.



Seragam Batik 2:
Batik Madura dengan warna dasar merah hati


Seragam Batik 3:
Batik Pekalongan
Berhubung saya yang memotret maka gambar saya tidak ada. hehehe


Kalau mengenakan batik yang bermacam-macam (bukan batik seragam), maka kami akan lebih narsis lagi. Saking banyaknya foto narsi sampai bingung mau pilih yang mana untuk di-share dalam artikel ini. :)


Batik-Narsis (1)
Perpisahan dengan seorang rekan.

Batik-Narsis di kantor (2)

Batik-Narsis di kantor (3)
Batik-Narsis di kantor (4)

Batik-Narsis di kantor (5) (sewaktu bazar)
Lihat: ibu-ibu di belakang juga berbatik lho.. :)


Saya juga sering mengenakan batik, meski tidak sedang berada di kantor. Dan tentu saja beberapa daster batik. Tapi foto berdaster batik tidak saya upload karena saya tentu saja dalam keadaaan tidak berjilbab jika mengenakan daster batik. hehehe

Narsis di depan gedung seusai bimbingan tesis. :)

Berbatik ketika aqiqah ponakan

Bersama ponakan (lagi)


Merayakan ultah teman di sebuah rumah makan lesehan
dengan berbatik ria.


Blouse batik saya lumayan banyak, tapi saya belum punya gamis batik. Saya ingin punya gamis batik. Waktu lihat di Fanpage FB Batik Kamaratih, saya melihat ada gamis batik. Saya langsung suka.

Gambar dari sini
 
Yang membuat eye-catching adalah warna dasarnya yang putih. Selama ini saya memang mencari batik yang warna dasarnya putih, tapi belum ketemu yang pas. Satu hal yang ‘WOW’ banget adalah detail trim di pinggang itu. Bahannya yang terbuat dari katun, pastinya akan membuat nyaman dipakai meski pun berlengan panjang.

Buat saya, gamis ini benar-benar sesuai untuk yang berjilbab. Terutama tentu saja trim di pinggang itu. Biasanya kalau sudah ada trim di leher (krah) maka tidak ada hiasan lagi di bagian lainnya. Trim di leher lebih sering tertutup jilbab, tapi kalau di pinggang tentunya tidak akan tertutup jilbab. Dan satu lagi, ternyata harganya terjangkau (walau saya belum membelinya, karena menunggu hadiah dari giveaway ini. Hehehehe. Semoga bisa dapat. Aamiin.)

Bagi yang ingin melihat Batik Kamaratih atau ingin melihat koleksi Batik Kamaratih bisa mengunjungi alamat-alamat di bawah ini:
Situs resmi (www.kamaratihbatik.com)

Dan bisa pesan melalu:
Telepon 087839047439
Email: ga.kamaratih@gmail.com
Bisa juga ke alamatnya langsung: Jl. Tuntungan 1057 Jogja

Saat ini sudah semakin banyak orang yang suka mengenakan batik dalam berbagai acara. Apalagi setelah batik diakui dunia, maka semakin mengukuhkan esistensi batik sebagai budaya bangsa yang wajib kita jaga kelestariannya. Peran online shop pun membuat batik makin dicintai.

Bagi yang belum terbiasa berbatik...Yuk, mulai sekarang biasakan mengenakan pakaian batik. Baju batik sekarang punya corak dan model beragam yang bisa dipakai semua kalangan. Kalau tidak percaya, boleh tengok alamat-alamat di atas, sebagai referensi membeli baju batik. :)

Tulisan ini diikutsertakan dalam event Giveaway Ulang Tahun ke-4 Batik Kamaratih.
Happy Birthday KamaratihFashion yang ke-4

BATIK KAMARATIH

Monday, November 26, 2012

Berawal dari Tidak Sepaham Rasa dengan Bunda


Aku tidak suka makanan yang asin, jadi kalau ada makanan yang terlalu asin, akan langsung terasa di lidahku. Bundaku juga tidak terlalu suka asin, tapi kami sering tidak ‘sepakat’ dengan tingkat keasinan suatu masakan. Alhasil, aku dan bunda sering ‘berselisih’ tentang rasa masakan.

Suatu ketika aku bilang kalau makanannya keasinan dan bunda menjawab, “Ini sudah pas kok, nggak terlalu asin.”
Kalau sudah merasakan makanan yang terlalu asin di lidahku, maka aku akan memilih tidak melanjutkan makan. Agak kolokan sih, tapi sering begitu. hehehe

Sampai-sampai bunda melarangku membantu mencicipi masakan kalau masakan tersebut akan digunakan untuk sebuah event (maksudnya bukan untuk dimakan kami sekeluarga). “Biar bapak saja yang mencicipi, kalau kamu yang mencicipi bisa-bisa masakannya kurang asin di lidah orang-orang.”

Tapi suatu saat yang lain, bundaku yang mengeluh kalau makanan yang kami makan keasinan. Tapi ternyata bagi lidahku makanan itu rasanya pas. Dan anehnya, bapak lebih sering ‘bersepakat paham’ tentang rasa dengan bunda. “Kok sering ya, Dik, kita nggak sepaham kalau tentang rasa masakan,” kata Bunda.
Hehehe..

Masalah utamanya sebenarnya adalah kami sering makanan masakan yang dijual di warung. Setiap hari bunda berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang sekitar jam 3 sore, jadi bunda tidak bisa memasakkan untuk kami. Untuk itu bunda sering membeli sayur di warung.

Sering ada yang bertanya, "Kenapa bukan kamu yang masak?”
Maka akan kujawab dengan santai “Aku bisa masak kok, tapi aku tidak menjamin kalau masakan itu tidak beracun” hehehe

 Setiap weekend aku sudah di depan TV pagi-pagi untuk melihat acara masak-memasak di TV. Kalau pas Bunda di rumah pasti digoda, “Coba kamu bisa masak seperti itu, Dik.” Dan aku akan menjawab, “Coba alat masaknya keren begitu, mungkin aku akan jadi hobi masak, Bun.”
Jujur, ini adalah modus supaya dibelikan alat masak bagus. Hehehe

Aku memang tidak bisa masak, tapi aku sering banget mengintip situs tentang alat masak modern, seperti Modena Indonesia dan lain-lain. Kalau sudah buka situs alat masak modern, bisa sampai berjam-jam stalking di situs itu, karena sekalian membuka situs yang related. Benar-benar jadi berkhayal “Coba dapurku sekeren dapur ini.”

Gambar dari Pinterest.com/ModenaAid.
Dapur impianku.
Walau mungil, tapi nyaman dan perabotnya aman.

Gambar dari Facebook Modena
Simpler than the first,
but (still) I love it too.


Kalau lagi buka Modena Indonesia biasanya langsung lanjut ke pinterest-nya dan lihat video di youtube. Wah, kalau sudah begitu, bisa langsung tunjuk-tunjuk sesuka hati. Padahal belum punya dana untuk beli. Hehehe...Mimpi itu bagian dari cita-cita, semoga bisa terwujud. Aamiin.

Kadang juga mengintip ke flickr-nya. Walau kebanyakan isinya dalah foto-foto event, tapi aku juga suka stalking dan berlama-lama melihatnya. Bahkan yang pas lihat event MODENA WHITE SERIES LAUNCHING di FB dan flickr sampai terpikir untuk bertemu dengan chef Lucky dan minta untuk dibuatkan masakan.

Chef Lucky dan Novita Angie sewaktu Modena White Series Launching
Gambar dari Facebook Modena
 
Aku sebenarnya mupeng banget punya fridge Niveo RF 2565. Walaupun itu adalah kulkas side by side 2 pintu, tapi kesannya ramping dan elegan. Apalagi waktu tahu spesifikasinya tentang kapasitas hingga 608 liter, dilengkapi ice dan water dispenser, mini bar, jadi makin kesengsem. Keren! Aku yakin banget kalau fridge ini sudah menerapkan teknologi terkini yang ramah lingkungan, sehingga memberikan solusi cerdas dalam menciptakan smart living.

Benar-benar membuat mupeng.
Gambar dari Facebook Modena
Kalau dulu aku hanya suka stalking di Modena Indonesia, sekarang aku jadi addicted lihat-lihat foto di pinterest atau flickr, juga nonton video di youtube. Bahkan sejak liked FB dan follow twitter, aku jadi sering lupa waktu. Pernah juga berpikir untuk praktik masakan-masakan yang ada di Cooking Clubnya. Tapi masih belum yakin kalau masakanku tidak akan beracun. Hehehe.. (Alibi untuk menutupi ke-belum-mampu-an dalam mengolah bahan makanan)

Satu hal lagi, aku baru tahu kalau Modena sudah ada di Indonesia sejak tahun 1981. Wow, aku belum lahir lho. Berarti Modena tidak diragukan lagi kualitasnya. Dengan pengalaman sekian puluh tahun, tidak ada keraguan tentang kenyaman dan kemudahan fitur-fitur yang dimiliki. Apalagi fitur yang diproduksi oleh Modena adalah fitur yang sangat berguna dalam rumah tangga, yaitu perabot untuk memasak, membersihkan dan mendinginkan (cooking, cleaning, and cooling). Lengkap banget! Semoga suatu hari nanti (kalau sudah menikah dan punya rumah sendiri) aku bisa punya perabot memasak lengkap dari Modena. Aamiin.....


Tulisan ini disertakan dalam Modena Blog Contest  "My Story with Modena" 

MODENA INDONESIA