Wednesday, December 12, 2012

It ain't Bad Decision


Awalnya terpaksa mengeluh panjang karena menyadari bahwa blognya Bibi Titi Teliti adalah something horror for me.

HORROR!!

Apanya yang horor? Bagian mana yang horor? Apakah ada cerita tentang setan, hantu kulit jeruk bali, tuyul gondrong, atau kuntilini? Atau ada thriller? Apa? Apa? Mana?
Mungkin begitu yang ada dalam benak yang membaca.

Silakan cek sendiri, ini saya sertakan bukti dari TKP. Hehehe

grabbed from here


Saya yakin beberapa kening pasti mengernyit. Heran.
Atau mungkin ada yang langsung nyeletuk “Lebay kok pakai banget!”

Iya, saya akui saya lebay. Saya lebay karena saya memang tidak paham tentang Korea (sama sekali), sedangkan kategori yang ditampilkan hampir semua tentang Korea. :(

(Ada tuh yang bukan tentang Korea, kata yang lain.)

Ada, memang. But then...voilla! Saya pilih posting berjudul Bad Decision.

Saya bukan penggemar Korea dan tidak tahu menahu segala sesuatu tentang Korea. Saya bukan anti-fans, saya tegaskan BUKAN. Saya hanya tidak mengikuti segala sesuatu tentang Korea. Tidak boy/girl band nya, tidak trend fashionnya, tidak makanannya. Tidak tentang semua.

Hal ini saya lakukan agar saya tidak fanatik. Saya sadar diri, kalau saya suka terhadap sesuatu, saya bisa jadi tied my myself onto it tightly. Akhirnya saya mengambil keputusan, lebih baik tidak mengikuti sama sekali.

Keputusan yang buruk! I know it. Ketika semua teman berkumpul mereka asyik bercerita tentang Korea, sedangkan saya hanya diam sambil menyesap kopi atau teh. Bahkan sempat merasa seperti terlempar ke luar peradaban. *ambil tissue, siap nangis di pojokan*

Lalu saya tahu, bahwa sebagian teman-teman saya tidak benar-benar suka Korea. Mereka mengaku bahwa mereka bukan penggemar tapi hanya mencari tahu banyak hal tentang Korea, agar tidak dianggap ketinggalan jaman. Hanya biar nggak dikata ‘kampungan’, ‘nggak gaul’, ‘kamseupay’, dll. Mereka malah memuji saya karena memilih berbeda daripada berpura-pura. *Wow, banyak kembang api di sekeliling saya...hehehe*

It ain't a bad decision kan?! *balikin tissue ke tempat semula*

Tapi saya memang pernah beberapa kali mengambil keputusan yang amat sulit. Seperti ketika memilih antara berhenti kerja dan melanjutkan program Magister yang kurang 1 semester lagi ATAU tetap kerja dan kuliah dengan risiko lumayan berat. Saya sungguh bambang eh maksudnya bimbang.

Saya shalat dan mohon petunjuk dari Allah, karena dua-duanya sangat berarti untuk saya. Bahkan sempat menemukan tulisan seorang motivator terkenal menulis dalam akun FBnya, seperti ini:

Bagi yang harus segera memutuskan, bisikanlah..
Tuhanku Yang Mahaadil, tugasku bukanlah untuk berhasil, tapi untuk mencoba.
Karena di dalan mencoba itulah aku akan belajar dan menemukan kesempatan untuk berhasil.
Tapi hati ini terkoyak oleh dua kebaikan yang saling menuntut pengutamaan dariku.
Tuhan, aku akan tegas memilih yang satu, walau sulit, karena lebih sulit bagiku jika aku tidak memilih.
Kuatkanlah aku dan lindungilah aku dalam pilihanku. Amin.

Keputusan yang lumayan berat. Seperti apa yang juga disampaikan oleh Bibi Titi Teliti.

grabbed from here
 
Hingga akhirnya saya memutuskan berhenti kerja dan melanjutkan kuliah. Dan saya mengalami yang namanya post power syndrome. Benar-benar merasa hampir gila karena tidak melakukan apapun selain membaca buku-buku tebal, dan duduk di depan laptop untuk searching materi tesis dan menuangkannya dalam tesis. 

Tapi akhirnya bisa melalui masa itu dan berhasil lulus dalam dalam 3 semester 1 bulan. Agak telat sih sebenarnya, karena 1 bulan itu sudah dianggap masuk semester 4. But, that's ain't a big deal. Finally, I was a magister before 25. It was a good achievement. *tepuk tangan meriah, kembang api warna-warni dan terompet berbagai bunyi di sekeliling saya...hehehe*

It ain't a bad decision kan?!

Achievement sih achievement, tapi tetap saja ada yang kurang. Dan yang kurang adalaaaaahhhh........

*drumroll*

grabbed from here

Saya belum punya yang semacam itu. Sedikit curcol. *ambil tissue yang tadi sudah dibalikin*

Banyak hal yang saya pertimbangkan ketika harus menerima atau menolak seorang pria. Kebanyakan teman bilang karena saya belum bisa move-on dari seseorang. Olala... Itu kenangan lama, temans. Saya sudah menjalani hidup saya dengan normal dan tidak lagi mewek-mewek karena berpisah dari orang tersebut. *putar Someone Like You –Adele*

Saya sih sebenarnya enjoy menjalani hidup (sambil berdoa dan berusaha, tentunya). Tapi orang di sekitar saya, tetangga, saudara, dan semuanya lebih suka riwil dan selalu bertanya “kapan?” Pertanyaan itu sering membuat saya bingung lalu berkata dalam hati, “Tuhan tidak pernah salah dengan perhitungan dan penempatan waktu. Kalau sudah berdoa dan berusaha maka tinggal bersabar dan menunggu hasil.” *standing ovation, please...hehehe*

Walau belum punya yang seperti Abah, tapi saya punya teman-teman dan keluarga yang siap selalu saling membantu dan peduli satu sama lain. Saya bukan pemilih dan hidup saya juga indah bersama keluarga dan teman-teman yang sangat menyayangi saya dan tidak pernah berhenti memberi support.. *putar Single Happy –Oppie Andaresta*

Kuyakin akan datang pasangan jiwaku pada waktu dan cara yang indah...*sing*

Being single for a while ain't a bad decision kok. *balikin lagi tissue ke tempatnya* 
*senyum lebar*

Jadi tidak ada alasan menyesali keputusan yang sudah dipikir matang. Seperti kisah Bibi Titi Teliti pada posting Bad Decision. Jujur, saya sangat tidak setuju dengan pemilihan judul tersebut. Karena pada kenyataannya Bibi Titi Teliti tidak mengambil keputusan yang buruk kok. Bibi Titi Teliti malah belajar menjadi Wonder Girl...oh maaf maksudnya Wonder Woman, karena sudah bukan 'girl' lagi. :)

Menurut saya, posting tersebut adalah posting yang bisa menjadi contoh bagi wanita agar tidak selalu manja dan menye-menye pada suami, orang tua, pacar, atau pembantu. Manja sih boleh saja, tapi harus tahu situasi dan kondisi. Kalau selalu manja dan tidak bisa mengandalkan diri sendiri berarti tidak menghargai perjuangan Ibu Kartini banget tuuuh. Ibu Kartini kan mandiri banget walaupun beliau anak bangsawan yang punya jabatan tinggi di Jepara.

Ibu Kartini sudah mencontohkan, bahwa setinggi apapun tingkat pendidikan seorang wanita, dia tetap harus berjuang untuk keluarganya. Jadi kalau berpikir bahwa sekolah tinggi saja cukup hingga berpikir bahwa tidak perlu belajar masak, menjahit, menyapu, dll, maka saya bilang SALAH BESAR. Coba kalau suatu hari mengalami LDM (Long Distance Marriage...hehehe istilahnya agak maksa) seperti itu. Kita sebagai wanita kan harus bisa tetap survive. Let’s check what Bibi Titi Teliti do while Abah was at Sukabumi.
 
grabbed from here
 
Honestly, I love that part so much. There’s a big effort of being woman, mom, wife.
*standing ovation for Bibi Titi Teliti*

Ada hikmah di balik masalah.
Masalahnya hanya satu, Abah kerja di Sukabumi.
Hikmahnya: (1) Bisa naik motor, (2) Bisa pasang lampu, (3) Bisa benerin gorden, (4) Bisa cek pintu di malam hari, dan (5) yang paling spektakuler adalah bisa pasang Aqua gallon sendiri. Tuh kan, masalahnya cuma satu memunculkan 5 hikmah. Inilah yang dinamakan ‘mengatasi masalah tanpa masalah’ hehehe...sama sekali tidak bermaksud iklan. *standing ovation for Bibi Titi Teliti*

It (still) ain't bad decision either!

Dan tentunya memunculkan sebuah ide super duper keren dan We-O-We bukan Pe-Ha-Pe. (ini juga bukan iklan kok)

Yaituuuuuuu...


grabbed from here

 
*standing ovation for Bibi Titi Teliti*

Kenapa dari tadi standing ovation terus?
Karena saya tidak punya kritik, cibiran, atau bahkan saran untuk posting tersebut. Bagi yang sudah baca posting tersebut harusnya jadi terinspirasi untuk belajar mandiri sejak sekarang. Dan jadi pelajaran bagi saya agar lebih siap kalau suatu hari nanti mengalami LDM.

Bertepatan juga, di Bulan Desember, ada moment yang keren banget: HARI IBU. Selamat Hari Ibu untuk semua ibu Indonesia. (kan posting ini masih dalam tahap penjurian selama Bulan Desember..hehehe)

Oh, tambahan satu hal. Maaf banget karena saya bukan a fan of Korean, but I also ain’t an anti-fan. Saya lebih baik tidak mengikutinya dan saya memilih berbeda. Bagi yang mencintai budaya Korea: I appreciate it much, I swear. *blow some kisses*

Tulisan ini dikutsertakan dalam event  Bibi Titi Teliti’s Korean Giveaway!