Valentine.
Valentine?
Sebenarnya
kata itu akrab sekali dengan telinga saya, tapi saya belum pernah merayakan hal
apa pun yang berhubungan dengan hari (yang menurut sebagian orang) istimewa
itu.
Tidak pernah
ada perayaan khusus untuk valentine. Apalagi setelah gede akhirnya tahu kalau
valentine itu sebenarnya adalah hari kematian seseorang. Saya pikir, kalau
memang orang itu mati demi cinta kenapa tidak didoakan agar dia tenang di alam
sana, bukan malah kita suka cita dengan pernak-pernik pink, tukar
bunga/kado/coklat atau menyatakan cinta ke seseorang. Tuh kan, awal kisahnya
dan perayaannya kenapa jagi nggak nyambung begitu.
Kalau valentine
datang, saya tidak akan merasa apa-apa. Maksudnya, saya tidak menunggu dan
memujanya, tapi saya juga tidak membencinya. Saya hanya bersikap biasa, seperti
layaknya hari-hari yang lain dan tentu saja tanpa perayaan apa pun. Hal yang
saya lakukan pun adalah hal yang biasa.
Kalau tahun
ini ketemu dengan hari valentine lagi, saya tentu saja akan melakukan hal yang
biasa saya lakukan setiap hari.
Saya akan
menulis seperti biasanya. Saya suka menulis. Menulis tentang apa pun, jadi
setiap hari selalu saya isi dengan menulis. Meski tidak banyak, tapi selalu
saya sempatkan menulis sesuatu atau melengkapi novel-novel lama yang sudah
terbengkalai. Hehehe. Saya akan selalu hunting
lomba menulis atau lomba blog seperti yang diadakan ZALORA Indonesia ini. Selain
mencoba peruntungan untuk mendapat hadiah, juga mengasah bakat menulis. :)
Saya juga
akan tetap mengajar seperti hari-hari yang lain. Yang namanya pengajar tentu
saja tidak ada hari libur kecuali hari minggu, hari besar agama dan hari-hari
yang sudah ditetapkan sebagai libur nasional. Jadi kewajiban membagi ilmu
dengan murid harus tetap berjalan meski sedang ada hari valentine.
Hal ketiga
yang tetap akan saya lakukan alih-alih merayakan valentine adalah membantu ibu.
Ibu adalah guru senior yang punya pekerjaan seabrek di sekolah bahkan kadang
harus dibawa pulang. Kalau ibu sedang sibuk dan saya luang, maka saya tidak
boleh seenaknya berleha-leha. Saya tetap harus menyapu atau mencuci atau
memasak atau sekedar mencuci piring makan sendiri.
Kalau waktu
luang saya agak banyak, saya juga suka membuat bros sendiri. Bros itu
kebanyakan saya pakai sendiri atau kadang saya tawarkan ke teman-teman. Saya membuat
bros (kebanyakan) dari kain flanel, tapi beberapa saya buat dari pita dan kain
kaca juga. bukan harganya yang menjadi prioritas, tapi kepuasan batin karena
bisa menyalurkan hobby dan bisa saya manfaatkan. Tentu saja sambil berharap
agar suatu hari bisa punya online-shop
seperti ZALORA Indonesia.
Hal lain
yang saya lakukan adalah hal standar. Seperti ‘menengok’ soc-med, nonton TV, dan juga sms/telpon dengan teman-teman. Sms/telpon
saya gunakan untuk menyambung silaturahmi. Banyak teman yang mungkin sudah lama
tidak berkomunikasi, jadi bisa merekatkan kembali jalinan yang sempat agak menjauh.
Memang hanya hal biasa dan standar, tapi saya kadang lupa untuk menyapa teman
yang nomernya hanya tersimpan di phone-book
ponsel.
Hal-hal
di atas bukan sekedar kegiatan yang kulakukan ketika hari valentine tiba, tapi
itu adalah rutinitas yang memang sudah kujalani selama ini. Kecuali tentang
sms/telpon teman lama itu. Kalau itu memang tidak kulakukan setiap hari.
Menurut
pendapat pribadi saya, sebaiknya tidak melakukan hal yang terlalu sia-sia
selama masih muda. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan daripada sekedar
(maaf) berhura-hura dan berpesta-pora merayakan valentine. Kalau memang ada
yang berniat valentine-an, lebih baik di arah kepada hal yang positif.
Perayaan
candle light dinner dengan pacar bisa
diganti dengan acara lamaran. Daripada lama-lama pacaran mending sekalian
disahkan dan dihalalkan. Asyik kan?!
Atau bagi yang belum punya pacar, bisa juga dirayakan
dengan keluarga. Makan bersama keluarga yang sebelumnya didahului dengan masak
bersama. Pastinya bisa makin dekat dengan keluarga.
MARI BERLAKU dan BERETIKA POSITIF! ^______^